NEWS UPDATE :  
SMK SWASTA SANTO ALOISIUS

Berita

SEMARAK RANGKAIAN HUT SMK SWASTA ST ALOISIUS KE 7

Perayaan ulang tahun sudah menjadi tradisi dan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap sekolah. Hal ini juga dilaksanakan oleh SMK Swasta St Aloisius pada bulan Agustus 2022 ini, di tahun ini usia sekolah sudah memasuki tahun ke 7. Di usia yang terbilang muda ini lembaga pendidikan ini sudah mampu melahirkan generasi muda Manggarai yang unggul dan berkarakter yang tersebar di berbagai daerah baik yang sudah bekerja maupun yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam perayaan ulang tahun sejak tanggal 22 hingga 24 agustus adalah hese ngando, lembors haju pada tanggal 22 dan we’e mbaru pada tanggal 23 agustus yang dilaksanakan bersama tua gendang tenda sebagai bagian dari ulayat gendang tenda yaitu Lingko Tubi. Dalam ritus adat dihadiri oleh pimpinan umum kongregasi bruder santo aloisius indonesia Br. Martin, CSA dan rombongan serta bapak ibu guru. Bapak Agus P. Barut selaku Tu’a Golo Tenda menjelaskan beberapa rangkaian adat yang dijalankan kepada rombongan bruder dari Semarang bahwa secara adat budaya Manggarai setiap memulai membangun rumah masyarakat mempercayai bahwa selain Tuhan Yang Maha Esa juga ada roh penghuninya ada pemiliknya. Tahap yang utama adalah meminta ijin (tesi) kepada roh penghuni di tempat ini agar tidak mendatangkan sesuatu marabahaya bagi yayasan, bagi guru dan siswa yang sehari – harinya beraktifitas di lingkungan dan kita hidup berdampingan dengan penghuni ataupun roh yang ada di sini. Adat hese ngando, lembors haju yaitu penyatukan seluruh bahan bangunan yang sudah dibangun dengan ritus adat, karena dipercaya secara budaya bahwa seluruh bahan bangunan mempunyai roh/jiwa dan tidak saling mempertanyakan satu dengan yang lainnya serta bisa hidup berdampingan sehingga menjadi bangunan yang kokoh, kuat (neka gege leles, neka lako ngando, neka keok racap leo, neka ngakak racap wanang, neka larong ri’i, neka langgar wancang) dan menyatu dengan seluruh penghuni yang melakukan aktifitas di sekolah ini. Sedangkan acara we’e mbaru atau dalam bahasa indonesia adalah inagurasi prinsipnya secara keseluruhan gedung ini boleh dapat digunakan secara resmi untuk kepentingan apa saja, tentunya oleh seluruh warga SMKS St Aloisius sehingga mulai saat ini gedung ini dapat digunakan. Dengan tujuannya meminta roh yang mendiami wilayah Lingko Tubi ini dengan  empat penjuru mata angin bersatu dengan kita dan hidup berdampingan di lingkungan sekolah ini.  Dalam kesempatan yang sama bapak Agus didampingi oleh Bapak Vin Maju (torok we’e mbaru) dan bapak Maksimus Rudi.


Dok : dari kiri ke kanan (Bpk. Vin Maju, Bpk. Agus P. Barut dan Bpk. Maksimus Rudi)

Puncak kegiatan peresmian gedung dan hari ulang tahun SMK Swasta St Aloisius ke 7 ini dipersembahkan dalam misa meriah yang di pimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng Rm. Alfons Segar, Pr dan didampingi oleh pastor paroki Kumba Rm. Andi Latubatara, Pr. dalam misa meriah ini juga dilaksanakan pemberkatan 21 ruangan kelas baru dan penandatangan prasasti peresmian gedung oleh romo Alfons Segar, Pr.