
KETERSEDIAAN FASILITAS MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
Perkembangan dunia pendidikan sangatlah
pesat dan merupakan salah satu faktor penting untuk menghadapi kemajuan zaman,
oleh karna itu pendidikan amat sangat diperlukan karna merupakan suatu upaya
untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu
kepada siswa/i untuk mengembangkan
bakat, karakter yang kuat serta kepribadian mereka agar mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi dalam kehidupan dunia. Perubahan yang terjadi di dunia
ini sangtlah cepat yang mana ini didorong dengan perkembangan daya pikir setiap
manusia yang sangat berbeda namun mengarah pada satu tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, beriman,
bertaqwa, berbudi pekerti yang luhur, kepribadian, berdikari, bertanggung jawab
dan mempunyai pengetahuan serta keterampilan yang akan dikembangkan untuk dirinya
dan masyarakat yaitu ditandai dengan pesatnya kemajuan dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, lembaga pendidikan dituntut harus dapat menciptakan berbagai sumber
daya manusia (SDM) yang mampu mengikuti setiap perubahan zaman dengan cara
menghasilkan out put yang baik dari siswa/i. Mereka harus memiliki kemampuan
dan penguasaan teknologi yang memadai sesuai dengan jenjang pendidikan yang
dimilikinya. Dengan demikian, pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat
positif, kreatif, inovatif
terhadap kondisi kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, menuju sistem sosial yang dinamis serta modernisasi masyarakat.
Untuk itupendidikan diprioritaskan
pada aspekpotensisumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan pendidikan. Kualitas pendidikan di
sekolah, ditentukan olehbeberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya faktor
siswa, guru, proses pembelajaran, lingkungan, fasilitas pembelajaran serta
waktu pembelajaran. Salah
satu upaya untuk membangun sumber daya manusia, yaitu dengan menyelenggarakan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
keterampilan untuk mendukungkehidupan yang mandiri dan siap bekerja sesuai
dengan bidangnya serta menguasai kompetensi programkeahlian dan kewirausahaan yang
dipilih baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti
pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
siswa/i SMK diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan
di sekolah maupun di luar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu
yang dipelajari. Agar para lulusan dapat memilik kualifikasi sesuai dengan
tujuan SMK di atas, maka siswa harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan dan
keterampilan yang tertuang dalam berbagai materi pembelajaran pada mata diklat
yang dipelajari.
Adapun mata diklat di SMK dapat
digolongkan dalam tiga golongan yaitu: mata diklat normatif, mata diklat
adaptif, dan mata diklat produktif. Mata diklat Produktif adalah mata diklat
yang berhubungan langsung dengan kopetensi keahlian siswa seperti pada Mata
pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan (PMKR), Pemeliharaan Sasis dan
Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan (PSPTKR), Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan
Ringan (PKKR) dan Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).
Untuk itu diperlukan fasilitas bengkel
kerja SMK sebagai penunjang pembelajaran teknik kejuruan,pendidikan kejuruan
diarahkan untuk mempersiapkan siswa memasuki lapangan kerja dan pendidikan
kejuruan memerlukan fasilitas yang baik untuk praktik. Fasilitas bengkel
merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan minat dan pemahaman pada
hasil belajar praktik siswa. Bengkel sebagai tempat berlatih untuk meningkatkan
keterampilan baik dalam hal pengenalan, pemeliharaan dan perbaikan maupun
pengujian kebenaran darisuatu
teori yang ditunjang oleh peralatan dan infrastruktur yang lengkap. Adapun di tiap mata
pelajaran memiliki tingkat kesulitan masing-masing contohnya adalah pemahaman
dalam membaca rangkaian gambar pada sistem kelistrikan, menguji dan melakukan
pengukuran pada komponen pembentuk dari sistem kelistrikan dan praktik dalam
memasang atau merangkai (perbaikan)
kembali sistem kelistrikankendaraan ringan.
SMK Swasta SantoAloisius Ruteng merupakan
Sekolah Menengah Kejuruan yang akan mempersiapkan peserta didiknya untuk
bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan kompetensi dan keahlian yang
diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran di pendidikan kejuruan teknik
kendaraan ringan. Hal ini menjadi sangat penting karna siswa dituntut untuk
memiliki keterampilan yang berkualitas dalam memasuki dunia kerja dan mampu
mengembangkan karakter yang baik serta memiliki sikap kerja yang professional
dalam bidangnya.Sesuai dengan visi SMK Swasta Santu Aloisius Ruteng yaitu Komunitas
Pendidikan yang cerdas dan unggul dalam sikap, pengetahuan, ketrampilan serta
berwawasan lingkungan yang dilandasi Persaudaraan Kasih dan Damai. Namun
demikian, dalam kegiatan pembelajaran praktik yang dilakukan di bengkel oleh
siswa kelas XI tampak sedikit kurang maksimal karna Ruang Praktik Siswa (RPS)
atau Bengkel hanya satu ruangan yang dibagi menjadi empat ruang Praktik. Hal
tersebut dapat ketahui jika siswa sedang melaksanakan kegiatan praktik yang
mana keadaan di ruangan mulai padat dengan banyaknya siswa sehingga penguasaan
materi yang diberikan juga tidak berjalan dengan maksimal sesuai rencana begitu juga dengan jadwal praktik yang telah dibuat terkadang harus menyesuaikan dengan ketersediaan tempat dan peralatan serta media praktik
yang harus disesuikan dengan banyaknya jumlah siswa.
Oleh karna itu kegiatan harus tetap
berjalan, setiap kegiatan praktik yang dilaksanakan bertujuan agar siswa mendapat
kan hasil belajar yang baik. Terutama pada tingkat tentang bagaimana sistem penataan dan perawatan
diterapkan agar bengkel dapat digunakan siswa secara optimal untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga upaya meningkatkan keterampilan siswa untuk dalam pemahaman membaca rangkaian gambar pada sistem kelistrikan, menguji dan
melakukan pengukuran pada komponen pembentuk dari sistem kelistrikan kendaraan
ringan. Melihat
dinamika yang terjadi maka cara yang
maksimal harus dilakukan dan dengan berbagai cara agar dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan masih kurangnya keterampilan untuk memahami setiap materi-materi
praktik yang diberikan kepada siswa.Siswa merupakan subjek utama yang terlibat
dalam proses belajar, ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang lambat, ada
yang kreatif dan ada pula yang tergolong gagal. Kondisi seperti merupakan
tantangan bagi setiap guru yang terlibat langsung dalam memberikan kegiatan
praktik untuk siswa. Hal ini menandakan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) cukup memenuhi indikator
standar nilai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil pembelajaran praktik yang
dilakukan siswa maka dapat disimpulkanbahwa: siswa dalam belajar di kelas
terlihat kurang motivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa
cenderung lebih memilih kegiatan praktik dari pada teori, cenderung tidak
mendengarkan guru saat menerangkan dan lebih suka bermain-main dengan siswa
lain, siswa tidak ada keseriusan dalam belajar, kurang cermat dan teliti ketika
diberikan kegiatan untuk praktik sehingga proses pembelajaran yang
diinginkankurang berjalan dengan baik. Keadaan inilah yang diperkirakan sebagai
salah satu penyebab rendahnya hasil belajar. Faktor lain yang mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah kurangnya rasa ketertarikan siswa terhadap proses
pembelajaran menyebabkan kurangnya rasa ingin tahu siswa, kecenderungan belajar
dengan cara menulis dan menghapal membuat siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, serta kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran yang
digunakan baik dari guru maupun siswa dalam proses pembelajaran karna
terbatasnya penggunaan hand phone oleh siswa saat pembelajaran. Dalam proses
belajar mengajar siswa cenderung beranggapan bahwa kurang penting untuk
menguasai materi karena mereka berpikir di dalam perbaikan sangat jarang
dilakukan pengukuran yang sesuai dengan pabrikan, ini merupakan anggapan yang
salah dalam mencapai mutu lulusan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Beberapa
faktor yang dirasakan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada pelajaran
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan, baik yang berasal dari diri sendiri
(Internal) maupun dari luar diri siswa (External), antara lain faktor: motivasi
belajar, minat belajar, guru, media pembelajara, latar belakang pendidikan
siswa, sikap belajar, kreativitas siswa, penguasaan siswa, komunikasi antara
guru dan siswa, fasilitas belajar dan lain sebagainya. Dalam hal ini, mengamati
faktor internal siswa, yaitu motivasi dan minat belajar siswa dan faktor External
adalah media pembelajaran bagi siswa. Hal ini menekankan bahwa keberhasilan
belajar siswa didukung dari faktor internal dan ekternal siswa itu sendiri.
Motivasi dan minat belajar merupakan salah satu faktor yang secara awal
hendaknya telah dimiliki siswa. Apabila siswa berminat untuk mempelajari
sesuatu maka akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Keaktifan para siswa
mengikuti belajar mengajar, teori maupun praktek merupakan ciri khas siswa yang
memiliki motivasi belajar. Motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa
memungkinkan untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Selain Motivasi
belajar, penggunaan media pembelajaran yang efektif juga sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses untuk mencapai prestasi belajar
yang sesuai.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat
dan prestasi belajar siswa pada pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan
ringan. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen dalam proses belajar
mengajar seperti siswa, sarana dan prasarana, media pembelajaran dan masih
banyak komponen lainnya. Dari banyaknya masalah-masalah yang berhubungan dengan
hasil belajar,secara spesifik dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.
Hasil belajar penggunaan peralatan dan pemeliharaan kelistrikan kendaraan
ringan masih cukup baik.
2.
Kurangnya motivasi dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
3.
Kurangnya ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran teori
4.
Siswa kurang cermat dan teliti dalam merangkai kelistrikan kendaraan ringan dalam
proses pembelajaran praktik.
5.
Kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan siswa dalam
proses pembelajaran baik teori maupun praktik.
6. Penambahan fasilitas
di bengkel akan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam melakukan praktik.
Pengaruh
fasilitas dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa adalah merupakan
keharusan bagi sekolah kejuruan dimana bengkel merupakan sarana lembaga
pendidikan vokasi dan kejuruan untuk membina siswa dan meningkatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan, sehingga harapan akan mencapai ke tingkat
profesional akan mudah terwujud jika ada motivasi yang tinggi dalam
pembelajaran. Fasilitas bengkel adalah salah satu faktor dari luar yang
mendukung peningkatan motivasi belajar praktik siswa. Fasilitas bengkel
meliputi segala fasilitas yang terdapat di dalam bengkel praktik, baik ruang,
bahan, ruang alat, dll. Fasilitas bengkel yang baik akan mempengaruhi hasil
belajar siswa dalam melakukan praktik. Fasilitas bengkel memiliki pengaruh
positif terhadap pencapaian hasil belajar pada pemeliharaan kelistrikan kendaraan
ringan. Dengan adanya peralatan bengkel yang lengkap akan menunjang kegiatan
praktik, siswa yang melakukan praktik di bengkel juga akan merasa senang karena
siswa tidak khawatir untuk menyelesaikan pekerjaannya. Fasilitas bengkel yang
lengkap juga membuat siswa menjadi fokus pada kegiatan yang sedang dijalaninya.
SMK Santo
Aloisius Ruteng yang pastinya telah menyediakan sarana dan prasarana secara
bertahap yang sudah cukup memadai dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan
siswa agar dapat menumbuhkan serta mengembangkan potensi diri selama dalam
proses pembelajaran baik teori maupun praktik, apabila sekolah mempunyai
fasilitas bengkel yang lebih memadai maka siswa akan merasa bangga terhadap
sekolahnya. Perasaan senang, kesadaran, perhatian dan kemauan yang dimiliki
siswa untuk lebih giat melakukan kegiatan belajar lebih meningkat lagi. Faktor
pendukung fasilitas bengkel tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi
acuan. Acuan tersebut berfungsi untuk mengukur fasilitas bengkel untuk kebutuhan
siswa terhadap kompetensi yang ada di sekolah kejuruan, diantaranya berupa tata
laksana bengkel, perencanaan fasilitas, ruang alat dan ruang bahan serta media
praktik siswa kejuruan yang menjadi daya dukung dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karna
itu upaya agar pembelajaran praktik tetap berjalan sesuai perencanaan dan
jadwal yang telah dibuat maka diterapkanlah pembagian dalam kelompok-kelompok
kecil serta kegiatan praktik dilaksanakan sampai pada sore hari sehingga siswa
sangat maksimal menjalankan kegiatan praktik tersebut. Begitu pula dengan
materi praktik pada kelistrikan kendaraan ringan yang selama ini sangat
membutuhkan ketelitian, kecermatan dan pemahaman yang mendalam dapat dicapai
dengan maksimal.
Bimbingan
dari guru praktik juga sangat dibutuhkan dalam memperlancar kegiatan praktik
siswa sehingga siswa mampu untuk membaca gambar, memasang dan melaksanakan
pengujian pada praktik kelistrikan kendaraan ringan dengan baik sehingga siswa
dapat berbagi hal positif dengan siswa yang lain, proses inilah yang sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam setiap pembelajaran karna siswa akan terlibat penuh dalam
semua kegiatan praktik dan juga akan berbagi ilmu yang sudah dikuasai serta seringnya
melakukan pengulangan setiap kegiatan praktik akan mempermudah tercapai kompetensi
yang sesuai dengan target pembelajaran sehingga diharapkan mampu membangkitkan
semangat siswa untuk belajar. Oleh sebab itu tugas guru adalah bagaimana
mendorong siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi dan minat yang kuat untuk
setia menjalani setiap kegiatan yang akan dilakukan terus menerus sampai siswa
mendapatkan manfaat dari kegiatan praktik yang dijalani. Ini memberi harapan
bagi siswa yang lain menjadi termotivasi untuk belajar teori maupun praktik kejuruan
di sekolah dengan lebih giat yang suatu saat akan berguna untuk masa depan
siswa kelak.
Fasilitas
bengkel dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh posistif dan
signifikan terhadap hasil belajar mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan
kendaraan ringan, memiliki hubungan yang positif dan signifikan artinya semakin
tinggi fasilitas bengkel dan motivasi belajar maka akan semakin tinggi pula
hasil belajar yang dicapai siswa.
Alat yang
tersedia sangat terbatas menjadi faktor kesulitan bagi siswa, sehingga membuat
siswa bergantian untuk menggunakan alat tersebut dan menjadi salah satu kendala
dan keterlambatan siswa dalam menyelesaikan tugas tugasnya, sehingga
menimbulkan ketidakefektifan pembelajaran praktikum. Adapun faktor dari dalam
siswa itu sendiri yang kurang lihai memahami penggunaan beberapa alat praktik,
sehingga siswa akan cenderung meminta bantuan siswa lain atau teman yang mereka
anggap lebih bisa diandalkan, maka sebaiknya peralatan kerja praktik perlu
adanya pengembangan alat-alat demi memaksimalkan kembali fungsinya.
Pengembangan dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai contoh kecil yaitu
menambah peralatan praktik yang lebih baik dan modern yang tentunya tetap mengacu
pada standar peralatan yang berlaku, sehingga siswa mampu mengerjakan tugas
pratikumnya dengan maksimal dan cepat. Cara memaksimalkan peralatan yang
tersedia dengan memberikan pengarahan masing-masing siswa dalam menggunakan
peralatan tersebut, sehingga semua siswa paham betul bagaimana cara penggunaan
alat yang benar dan sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah diberikan
sebelumnya.
Berdasarkan
hasil kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut: mengupayakan
sarana dan prasarana yang bisa mencangkup seluruh siswa pada saat pelaksanaan
pratikum dimulai dari alat-alat dan bahan serta bengkel yang memadai untuk para
siswa agar kinerja para siswa dalam pelaksaan pratikum berjalan dengan lancar
dan tidak saling tunggu menunggu serta memudahkan guru pengajar dalam
menjelaskan materi.
Sebaiknya pihak sekolah terus meningkatkan fasilitas bengkel sehingga siswa terus terpacu untuk menggunakan dengan standar operasi yang sudah ditetapkan. Perlu adanya peningkatan minat dan motivasi baik dari siswa sendiri maupun dari guru agar siswa terdorong untuk mencapai cita-citanya dan meningkatkan kemampuan belajarnya agar mendapat hasil belajar yang lebih baik dengan mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Penulis : Fransiscus X.T. Susanto, S.Sos