MEMBANGUN KARAKTER ORANG MUDA MELALUI KEROHANIAN
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
Maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu
AMSAL 22:6
Tema tentang MEMBANGUN KARAKTER ORANG MUDA MELALUI KEROHANIAN adalah bahasan yang penting, tetapi jarang dibicarakan dan telah diabaikan, bahkan dikalangan ORANG MUDA sekalipun. Dua kemungkinan alasan pengabaian ajaran ini adalah : Bahasan ini dianggap kurang menarik dibandingkan dengan tema doktrinal lainnya.
Tidak semua orang suka membahas karakter karena ini menyangkut wilayah “kepribadian” seseorang yang dianggap tidak boleh diusik.
Akibat dari pengabaian atau ketidak pedulian ini banyak orang MUDA yang tidak mengetahui ajaran dari tema yang sangat penting ini, Tragisnya, akibat ketidaktahuan ini, banyak orang muda tidak bertumbuh dalam kerohanian yang baik, dan lebih buruk lagi, tetap merasa bertumbuh padahal stagnan.
Kerohanian adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan kita sebagai umat yang beriman terlebih bagi anak anak muda jaman sekarang, untuk membentuk karakter, moral, dan nilai-nilai orang muda. Melalui Pendidikan Kerohanian, orang muda belajar bagaimana menghargai dan memahami nilai-nilai utama seperti Iman, Kasih, dan Moralitas.
Sedangkan Karakter adalah istilah psikologis yang menunjuk kepada “sifat khas yang dimiliki oleh individu yang membedakannya dari individu lainnya, Jadi, pada dasarnya karakter adalah sifat-sifat yang melekat pada kepribadian seseorang.
Ada empat nilai yang menjadi patokan manusia dalam berperilaku di masyarakat, salah satunya adalah nilai kerohanian. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berhubungan atau berguna bagi batin atau rohani manusia. Contoh nilai kerohanian adalah kegiatan beribadat. Ada empat nilai kerohanian sebagai berikut nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral dan nilai keagamaan.
Kerohanian bukan hanya tentang memahami Agama tetapi juga tentang membimbing orang muda menuju karakter yang baik, dan moral yang kuat. Setiap pribadi dikenali melalui sifat-sifat (karakter) yang khas baginya. Pembentukan pribadi mencakup kombinasi dari beberapa unsur yang tidak mungkin dapat dihindari, yaitu unsur hereditas, unsur lingkungan, dan kebiasaan; Unsur hereditas adalah unsur-unsur yang dibawa (diwariskan) dari orang tua melalui proses kelahiran, seperti keadaan fisik, intelektual, emosional, temperamen dan spiritual.
Unsur lingkungan mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam membentuk karakter dari pribadi seseorang. Unsur lingkungan disini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan tradisi dan budaya, serta lingkungan alamiah (tempat tinggal). Unsur kebiasaan adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang terus menerus dilakukan menjadi suatu keyakinan atau keharusan. Kebiasaan-kebiasan ini akan turut membetuk karakter seseorang. Secara umum ketiga unsur tersebut membentuk pribadi seseorang.
Masa muda adalah masa yang penting dan genting. Pemuda Kristen disiapkan gereja untuk menjadi teladan di dalam gereja dan di luar gereja atau masyarakat. Kemajuan atau kehancuran di masa kini maupun nanti ditentukan oleh generasi mudanya. Demikian juga dengan pemuda Kristen, kemajuan atau kemunduran gereja ditentukan oleh peran pemuda sebagai agen perubahan. Di Indonesia banyak terdapat organisasi-organisasi pemuda yang menghimpun para pemuda remaja yang tujuan untuk menyalurkan minat, bakat dan potensi mereka ke dalam kegiatan yang positif dan produktif. Harapan dan cita-cita digantungkan pada pundak pemuda, sehingga pemuda dituntut berperan aktif dan terdepan dalam pembangunan bangsa secara fisik, mental spiritual dan karakter. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar istilah karakter. Karakter, secara umum dipahami sebagai ciri atau identitas dari sesuatu maupun pribadi. Karakter, ada yang menyebutnya watak dan perangai dan yang lainnya menamai budi pekerti. Ada pula yang menggunakan istilah akhlak dan untuk yang baik disebut akhlak yang mulia Karakter adalah sikap yang dimiliki seseorang yang mencerminkan identitasnya yang menjadi ciri tersendiri yang dapat menjadi pembeda dengan orang lain. Nilai karakter yang harus dimiliki dan dikembangkan pemuda dalam melaksanakan perannya di tengah-tengah keluarga, gereja dan bangsa adalah nilai kejujuran,nilai kesopanan, nilai keberanian, nilai tanggung jawab, nilai kerja keras atau ulet, nilai persatuan, nilai kebersamaan, nilai patriotisme, nilai tenggang rasa, nilai kelemah lembutan, nilai kesetiaan, nilai sabar, dan nilai penguasaan diri. Nilai-nilai tersebut harus ditanamkan atau dibangkitkan kembali bagi generasi muda saat ini di tengah kemajuan teknologi tinggi dengan berbagai dampak negatifnya, yang tentu saja dapat merusak karakter pemuda. Jika ia adalah seorang pemuda Kristen, karakter harus kembali ditanamkan dengan sungguh-sungguh. Karakter Kristus berdasarkan pada kehidupan Kristus yang penuh kasih dalam melaksanakan pelayanan-Nya dan karya keselamatan yang Ia kerjakan. Karakter Kristus harus menjadi teladan bagi pemuda Kristen dalam menjalani kehidupannya. Karakater yang dimaksud ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Kaum muda dianggap sebagai orang-orang mudah terpengaruh oleh hal-hal baru baik positif maupun negatif. Dengan melihat berbagai persoalan yang terjadi terhadap kaum muda. Gereja harus berusaha dengan sekuat tenaga dan hikmat memanfaatkan proses pembangunan persekutuan pemuda untuk membentuk karkater kaum muda menjadi karakter Kristen.
Namun, dengan berbagai latar belakang yang dimiliki oleh setiap pemuda tidaklah mudah untuk membentuk mereka. Dengan waktu yang dapat dikatakan kurang dengan EPIGNOSIS: Jurnal Pendidikan Kristiani danTeologi jumlah peserta yang biasanya cukup banyak, gereja harus melihat celah dengan baik. Ibadah tentu menjadi cara yang penting sekali guna mendekatkan diri kepada Tuhan melalui pujian-pujian, ucapan dan aksi syukur karena kebaikan Tuhan. Hal tersebut juga membantu kita untuk lebih mengenal Tuhan dan setia akan panggilan Tuhan. Alkitab mengisahkan para pemuda yang berdaya guna dalam pelayanan seperti Samuel. Walaupun masih muda tetapi sudah menjadi pelayan Tuhan yang baik dan benar. Salah satu sebab Samuel mampu menjadi pelayan Tuhan yang baik karena memiliki karkater yang baik dan benar. Ada tokoh lain bernama Yusuf bin Yakub. Yusuf adalah seorang pemuda yang dijual sebagai budak ke Mesir oleh saudara-saudaranya. Namun di rumah Potifar, ia mampu memperlihatkan karakter baiknya, pekerja keras, jujur dan bertanggung jawab dan berani. Selanjutnya ada Timotius seorang pemuda yang ikut melayani bersama Paulus. Karena karakternya yang baik maka Paulus mempercayakan pelayanan sebagai seorang gembala kepada Timotius. Mengingat kehidupan kaum muda saat ini, banyak yang kurang memahami tentang makna beribadah dan rentan untuk jatuh (melakukan dosa) di masa pencarian jati diri. Oleh karena itu, panggilan dan persekutuan pemuda harus selalu didampingi dan dibimbing oleh gembala jemaat agar pemuda saat ini tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakter Kristus. Ibadah saja tidak cukup, sehingga pemuda yang ada harus dibina dengan berbagai kegiatan lain dengan baik. Salah satu cara yang dapat dicoba yaitu melaksanakan pembinaan rohani kepada para pemuda. Mungkin bagi sebagian pemuda, ibadah itu hanya sebagai rutinitas dan merupakan hal yang monoton. Namun, ketika gereja mampu berinovasi dengan menyesuaikan perkembangan pemuda yang ada tentu hal itu akan menjadi menarik bagi kaum muda sehingga mereka mau mengikutinya. Pembinaan rohani bukan hanya ibadah di dalam gereja, ibadah kaum muda yang dilakukan bisa dilaksanakan secara bervariasi seperti, retreat, sharing Alkitab, konseling dan masih banyak lagi. Hal ini bisa menjadi suatu kegiatan efektif bagi gereja yang mau merangkul setiap pemuda yang ada. Dengan adanya pembinaan-pembinaan rohani yang mereka terima, tentu akan membuat kaum muda semakin menjadi pribadi yang memiliki karakter Kristen. Tentu saja, tujuan utama dari setiap kegiatan-kegiatan pembinaan rohani adalah bahwa setiap orang percaya harus mengerti bahwa mereka harus bertumbuh secara karakter, yaitu karakter Kristen berdasarkan Alkitab.
Pembinaan Rohani Pemuda Kristiani
Dokumentasi :Kegiatan pembinaan rohani
Pembinaan membicarakan mengenai suatu proses yang terkhusus untuk mengembangkan suatu tindakan yang memiliki daya guna dan hasil guna sehingga dapat memaksimalkan suatu kegiatan dalam mendapatkan suatu hasil yang baik. Pembinaan rohani dalam konteks pemuda Kristen memiliki perbedaan dengan pembinaan rohani yang seringkali diimplementasikan oleh agama dan kepercayaan lain di dalam dunia ini. Tujuan dari pembinaan rohani dalam konteks pemuda Kristen meliputi beberapa hal yaitu: tujuan perubahan, tujuan pertumbuhan dan kesempurnaan dalam Kristus. Pembinaan didefinisikan sebagai suatu proses belajar dengan menanggalkan hal-hal yang seseorang telah miliki, dan terdorong untuk mempelajari hal-hal yang belum dimiliki dengan tujuan untuk membantu, membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada sehingga mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup yang telah direncanakan. Dengan demikian pembinaan merupakan suatu hal yang strategis dan hal yang sangat penting untuk dapat diterapkan guna untuk mewujudkan serta mengarahkan ke arah yang lebih baik. Melalui pembinaan seseorang akan mengalami proses pembelajaran yang dapat memberi pemahaman dan pengalaman yang telah dialami secara indrawi serta terdorong untuk mengubah kehidupan menjadi seseorang yang lebih baik dan mampu bertumbuh ke arah kepenuhan dalam Kristus. Pemuda yang memiliki hubungan yang baik dan intens dengan Allah akan melahirkan spiritualitas Kristen yang sejati. Spiritualitas Kristen akan membentuk integritas orang muda sehingga sikap dan tindakan moral mereka sehari-hari dapat konsisten dengan keyakinan iman mereka, begitu pun karakter mereka akan terbarui dan tercermin dalam perbuatan mereka. Pemuda yang memiliki hubungan yang baik dengan Allah biasanya memiliki supporting group. Salah satunya adalah pemuda yang aktif dalam persekutuan EPIGNOSIS: Jurnal Pendidikan Kristiani dan Teologi kelompok kecil dalam mendalami Alkitab akan lebih mudah terbuka. Keterbukaan ini dapat mendorong konseling dan dapat dilakukan internalisasi poin-poin kekristenan. Juga membawa setiap pemuda percaya untuk kembali ke pada panggilan Tuhan. Selain internalisasi kekristenan, ternyata pendalaman Alkitab juga meningkatkan nilai-nilai karakter kebangsaan. Oleh karena itu, pemuda yang memiliki hubungan yang benar di dalam Tuhan akan mencerminkan sikap hidup layaknya pemuda Kristen yang sejati. Kegagalan pemuda dalam membentuk kehidupan yang sesuai dengan Firman Tuhan bisa menjadi salah satu faktor kegagalan pada masa mendatang. Pembinaan bagi pemuda kristiani juga dapat dilakukan melalui internalisasi gaya hidup. Salah satu internalisasi gaya hidup yang baik adalah refleksi gaya hidup seorang nazir sebagai gaya hidup seorang hamba Tuhan. Gaya hidup seorang nazir adalah gaya hidup yang melayani, penuh dengan kesederhanaan, dan mengarahkan hati senantiasa kepada Tuhan. Selain itu gaya hidup hamba Tuhan yang tepat adalah ketika mengedepankan nilai emosional daripada nilai fungsional, sehingga setiap pengeluaran uang dan lain-lain hanya didasari dari nilai emosional tanpa melihat fungsi jangka panjang. Internalisasi gaya hidup merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembinaan bagi generasi pemuda masa kini.
Karakter-Karakter pemuda Kristen