
Kejanggalan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum
adalah suatu dasar ataupun pedoman dalam melangsungkan segala proses
pembelajaran. Eksistensinya menaungi segala pendidikan formal sehingga segala
proses maupun dinamika diatur secara sistematis dalam kurikulum. Secara absolut
Indonesia selalu mengobrak-abrik kurikulum yang ada. Konsepsi ini dilandasi
oleh sirkulasi kementerian Pendidikan. Secara logis hal ini tentunya bersifat abnormal karena dapat menimbulkan problem dalam
dunia pendidikan. Adapun subjek utama dalam problem perombakan adalah Menteri sedangkan objeknya adalah guru dan pelajar. Dalam beberapa
persepsi, esensi guru maupun siswa menjadi muara dari problem tersebut.
Pada
pemerintahan Indonesia Maju, Menteri Pendidikan mengimplementasikan kurikulum
yang amat berbeda dari sebelumnya yaitu Kurikulum Merdeka Belajar. Beda halnya
KTSP maupun K13. Kurikulum Merdeka menuntut para siswa untuk secara aktif dalam
membedah materi pembelajaran. Secara garis besar output dari kurikulum
ini adalah memerdekakan para siswa. Output dari kurikulum ini tentunya
mengandung kontroversi di mata publik.
Banyak sekolah
di Indonesia sudah merealisasikan Kurikulum Merdeka. Melihat realita kurikulum
ini memang memerdekakan pelajar namun di sisi lain juga memerdekakan guru.
Secara relatif guru hanya sekedar memberikan inti sari sedangkan siswa harus membedah serta memahami secara komprehensif
materi tersebut. Hal ini tentunya sangat memerdekakan guru karena esensinya
untuk mengajar tidak begitu berat.
Dari sekian
banyak publik yang menyatakan kontra dengan output kurikulum merdeka,
saya termasuk di dalamnya. Karena dalam perspektif saya, kita bukan merealisasikan kurikulum merdeka
belajar tetapi kurikulum merdeka mengajar.
Fransiskus Sot
Siswa Kelas XI Desain Komunikasi Visual (DKV)